Penyuluhan Model Pencegahan dan Penanggulangan Terorisme Berbasis Nilai-Nilai Sosial Budaya Di Kelurahan Anggalo Melai Kecamatan Abeli, Kota Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara
DOI:
https://doi.org/10.61692/solutif.v1i1.64Keywords:
terorisme, pencegahan, penanggulangan, sosial budayaAbstract
Kebodohan dan kekurangpedulian mengenai pemahaman Islam yang benar dapat menimbulkan dan memunculkan paham terorisme. Paham tersebut sering menimbulkan konflik. Pada dasarnya, gejala tindakan yang bermuatan kekerasan dan menjadi pemicu konflik dapat terjadi ketika kecintaan akan sistem nilai tertentu terus ditumbuhkembangkan sehingga bermuatan politis. Dengan memojokkan orang lain, maka tindakan kebencian sebenarnya sedang berlangsung dalam bentuk penolakan dan perlawanan, terutama aspek ide dan kelembagaan yang dianggap bertentangan dengan keyakinannya. Disisi lain, banyak masyarakat yang salah menilai dan mengidentifikasi ciri dan model terorisme. Beberapa masyarakat menilai bahwa setiap orang yang berjenggot dan menggunakan celana cinkrangdan wanita bercadar dianggap sebagai teroris. Permasalahan lainnya adalah belum adanya model pengenalan, pencegahan dan penanggulan terorime. Oleh karena itu, penilaian masyarakat yang keliru dan kurang tepat menyebabkan semakin menimbulkan konflik berkepanjangan di masyarakat. Oleh karena itu, penilaian masyarakat yang keliru dan kurang tepat menyebabkan semakin menimbulkan konflik berkepanjangan di masyarakat. Salah satu hal yang direkomendasikan adalah pemerintah perlu mengembangkan model-model pencegahan berbasis masyarakat. Model-model pencegahan berbasis masyarakat dan komunitas, khususnya terhadap pemuda dan pemudi agar tidak mudah terpapar terorime sangat diperlukan. Bahkan, pengembangan pendidikan calon pengantin dan semua pasangan orang tua, terkait pengasuhan dan pembekalan kiat-kiat mengasuh anak tanpa muatan radikalisme juga sangat penting. Hal yang tidak kalah pentingnya adalah keterlibatan perguruan tinggi dalam menangkal terorisme. Program Pengabdian masyarakat yang biasanya memilih lokasi ke desa-desa perlu mengambil peran pencegahan kerentanan anak dari bahaya terorisme. Terkait dengan permasalahan tersebut, kami menawarkan program penyuluhan model pencegahan dan penanggulangan terorisme berbasis nilai-nilai sosial budaya di Kelurahan Anggalo Melai, Kecamatan Abeli, Kota Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara. Program ini merupakan bentuk pengabdian Universitas Halu Oleo kepada masyarakat. Sebelum melaksanakan kegiatan, dikordinasikan atau dikomunikasikan terlebih dahulu dengan aparat lurah/desa dan tokoh pemuda untuk membantu kelancaran kegiatan pengabdian tersebut. Dilihat dari metodenya atau cara mempertemukan penyuluh dengan khalayak sasaran digunakan lima metode penyuluhan, yaitu metode pendekatan masal, metode pendekatan kelompok, metode pendekatan perorangan, diskusi, dan ceramah. Kegiatan penyuluhan ini berjalan dengan lancar karena ada dukungan dari pemerintah Kelurahan Anggalo Melai, yang ikut mempersipakan sarana dan prasarana yang digunakan saat penyuluhan, seperti pengeras suara, meja, kursi, ruangan, dan daftar absen peserta. Selain itu, antusias dari masyarakat sangat tinggi. Bahkan, setelah pemateri menyampaikan bahan presentasenya, para peserta sangat antusias dalam menyampaikan pertanyaan dan saran-saran. Setelah melakukan pengabdian di masyarakat, para peserta pengabdian merasa sangat senang karena mendapatkan banyak pengetahuan baru. Pengetahuan masyarakat semakin baik setelah pengabdian ini. Mereka mulai memahami konsep terorisme. Selain itu, mereka juga sudah dapat mengenal dan mengidentifikasi paham terorisme.
References
Abimayu, Bambang. 2005. Teror Bom di Indonesia. Jakarta: Grafindo.
Adji, Indriyanto Seno. 2001. Terorisme dan HAM dalam Terorisme: Tragedi Umat Manusia. Jakarta: O.C. Kaligis & Associates.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Kartodirdjo, Sartono. 1985. Ratu Adil. Jakarta: Sinar Harapan.
Haryatmoko. 2014. Etika Politik dan Kekuasaan. Jakarta: Kompas.
Nuhrison, M. Nuh. 2009. Faktor-Faktor Penyebab Munculnya Faham/ Gerakan Islam Radikal di Indonesi dalam HARMONI Jurnal Multikultural & Multireligius, Vol VIII Juli-September 2009.
Zuhdi, M. H. 2017. Radikalisme Agama Dan Upaya Deradikalisasi Pemahaman Keagamaan. AKADEMIKA: Jurnal Pemikiran Islam, 22(1), 199-224
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2023 Jurnal Solutif: Jurnal Pengabdian Masyarakat

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-NoDerivatives 4.0 International License.